🎴 Jalan Jalan Ke Paris Sendiri
Perjalananke Swiss direncanakan sendiri, riset yang mendalam baik rute, hotel hingga jadwal liburan. Khusus untuk Swiss, bisa jadi ikut tour lebih murah dibanding jalan sendiri (karena tour memakai bus sedangkan jalan sendiri akan memakai kereta yang tiketnya tentu lebih mahal), namun sekali lagi saya jelaskan bahwa kebebasan dan kenikmatan jalan sendiri adalah hal yang didapatkan. Silakan baca tips dan alasan saya tentang jalan sendiri.
TEMPOCO, Jakarta - Setelah perubahan nama jalan di Jakarta mengundang kontroversi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat keputusan drastis perihal penggantian penyebutan nama rumah sakit. Ia mengubah penyebutan nama 'rumah sakit' menjadi 'rumah sehat'. Anies Baswedan meresmikan penjenamaan rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di lima wilayah DKI Jakarta menjadi Rumah Sehat itu pada hari ini
Pantunlucu berikut ini dihimpun dari berbagai sumber sebagai referensi bermanfaat untuk mengarang pantun lucu dengan ide dan bahasa sendiri. Pantun merupakan sebuah naskah fiksi maupun puisi yang biasanya terdiri dari 4 baris dan memiliki makna yang terkandung di dalamnya. KATAKATA 2017 SEMOGA BERMANFAAT Bahkan tak sedikit pula yang membanggakan hasil kerja kerasnya melupakan mantan
detikTravelCommunity - Yogyakarta memang penuh dengan kenangan. Jalan-jalan sendirian keliling kota ini, kenapa tidak?Hai perkenalkan nama Ainun, umur saya 20 tahun hobi saya jalan-jalan tentunya. Saya anaknya suka bergaul dan bertemu dengan orang baru bisa dibilng saya mudah berbaur dalam sebuah lingkungan tapi saya tau kok batasan-batasannya.
Namunkarena lagi ada pandemi COVID-19. jalan-jalan romantisnya secara virtual saja bersama dengan Antavaya Tur and Travel. Jalan-jalan romantis di kota Paris kali ini dipandu oleh Madam Mita. Wanita asal Bandung itu sudah tinggal di Paris selama 40 tahun lebih. Jadi wajar kalau dia tahu spot-spot yang anti mainstream bagi turis.
Olehkarena itulah, kebanyakan orang lebih memilih ikut tur Eropa dibandingkan harus jalan-jalan sendiri. Pilihlah agent travel terpercaya untuk berlibur di Eropa, seperti AntaVaya misalnya. Lewat paket tur "13D Eropa Barat 7 Negara Super Sale" , kamu akan diajak keliling 7 negara indah di Eropa Barat selama 13 hari 10 malam.
Hahahahahahahamanteb gak, jelas manteb lah paris coy di paris, haha oke deh kayakny cukup sekian dulu gw nyirikin loe pada haha , yg jelas gundulers gw ker paris sama photo photo ke menara eiffel ini gak lepas dari bantuan sahabat gw sendiri , lu pada tau pasti kan siapa sahabat gw , iya sahabat gw yg bisa bawa gw ke paris ya siapa lagi kalo bukan photoshop , namanya juga blog ini blog
ParisVan Java adalah sebutan untuk Jalan Braga pada zaman dahulu. Jalan Braga adalah sebuah jalan yang cukup terkenal dan juga jalan ini sebagai maskot dari Kota Bandung, Jawa Barat. Banyak orang yang beranggapan jika tidak mendatangi jalan Braga berarti mereka belum pernah ke Bandung. Jalan ini pun sering dikatakan sebagai kota tua Bandung
Jalan- jalan ke Paris, Perancis. Oleh karena itu, pada hari siapa yang kangen dengan kealayan ku? gak ada ya ke Paris adalah $1,450 untuk pelancong tunggal, $2,604 untuk pasangan, dan $4,882 untuk keluarga dengan 4 orang. 10 Trik Cerdas Traveling Sendiri - Tech Business Thinker.
Saransaya untuk yang mau jalan-jalan di PARIS .. 1. Pilih hotel di deket Gare du Nord, karena itu Stasiun Utama Paris, jadi yang dateng naik kereta/bis dari negara lain, gak repot cari2 hotel.. 2.
PenerbanganVenice - Paris memakan waktu 1 jam 45 menit dan kita tiba di Paris CDG Airport yang super sibuk. Dan satu lagi, selamat datang di dunia tanpa bahasa Inggris. Di bandara yang sangat luas ini, petunjuk jalan yang harus kita cari adalah penunjuk lokasi Metro (subway), jadi perhatikan baik-baik petunjuk jalan dalam airport ini.
LapanganTerbang Lyon ke Kereta Api Avignon. 5. Paling Jalan Terkenal Di Paris Untuk Lihat: Boulevard De Clichy. Montmartre telah pada satu ketika dianggap sebagai oasis untuk orang ramai seni Paris. malangnya, harga yang lebih tinggi hasil daripada pelancongan telah mendorong sebahagian besar artis ke kawasan kejiranan yang berbeza.
K60gI1t. Paris - Paris memang kota yang romantis. Banyak traveler bermimpi liburan ke sana. Sebelum ke sana betulan, mari jelajahi Paris secara virtual dulu bareng kota Paris yang romantis memang banyak mengundang traveler buat jalan-jalan ke sana. Namun karena lagi ada pandemi COVID-19. jalan-jalan romantisnya secara virtual saja bersama dengan Antavaya Tur and romantis di kota Paris kali ini dipandu oleh Madam Mita. Wanita asal Bandung itu sudah tinggal di Paris selama 40 tahun lebih. Jadi wajar kalau dia tahu spot-spot yang anti mainstream bagi turis. Perjalanan kali ini traveler akan diajak menyusuri kawasan kota tua Paris, kawasan yang jarang disambangi turis ketika melakukan City Tour di Paris. Pemandangan kota tua ini amat bangunan berusia ratusan tahun masih sangat terjaga keasliannya. Dari Balai Kota Paris, hingga rumah-rumah, bahkan sampai bangunan mal pun gedungnya sangat otentik dan klasik, namun masih sangat terjaga rumah yang ada di kawasan ini, dulunya dimiliki oleh kalangan kaum berada. Kata Madam Mita, hal itu bisa dilihat dari pintu rumah mereka. Semakin banyak paku di pintu rumahnya, maka semakin kaya dia."Semakin banyak paku di pintu rumahnya, maka dia semakin kaya. Pakunya terbuat dari tembaga," kata Madam juga akan diajak menysuri Sungai Thames, sungai terpenting di kota Paris. Banyak warga memanfaatkan kawasan di sekitar sini untuk jogging dan berolahraga Prancis sendiri sedang ada lockdown karena kasus COVID-19 yang meningkat. Namun warga tetap bisa beraktivitas di luar rumah, asal menunjukkan surat izin yang menyatakan orang tersebut untuk beraktivitas di luar traveler yang beragama Islam, Paris merupakan kota yang cukup ramah bagi Muslim karena hampir 10% dari populasi mereka adalah warga beragama Islam. Ada satu masjid agung di kota wisata belanja dan kuliner, Paris memang sayang untuk dilewatkan. Terutama soal kulinernya ya. Jangan lupa bila ke Paris sempatkan untuk menyicipi Croissant dan aneka roti khas lainnya. Jangan lewatkan Virtual Tour dari Antavaya berikutnya ya traveler! Simak Video "Penampakan Sampah Menumpuk di Kota Paris Gegara Petugas Mogok Kerja" [GambasVideo 20detik] wsw/wsw
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Gimana sih rasanya jalan-jalan ke Paris sendirian..? Rupanya, tanpa bisa bahasa Perancis, tanpa ada guide, dengan hanya berbekal doa dan informasi lengkap, kita bisa juga tuh jalan-jalan sendirian ke kota legendaris itu... Windy Ayuni menulis... Jalan-jalan ke Paris, sendirian? Wow, dulu rasanya tak terbayangkan. Namun, saya sudah berada di Amsterdam, masa tak menyempatkan diri ke Paris? Rugi sekali rasanya. Saya pun nekad bersolo traveling dari Amsterdam ke Paris. Rasa takut dan khawatir saya abaikan kuat-kuat. Berbekal doa dan informasi yang cukup dari mbah Google, saya berangkat di tengah malam buta menuju kota romantis itu. Alhamdulillah jam setengah tujuh pagi sampai juga saya di Paris. Bonjour, Welcome to Paris! Suasana masih agak gelap saat itu. Saya langsung menuju stasiun kereta bawah tanah Metro dan membeli tiket mobilis seharga Euro buat perjalanan saya selama sehari penuh di kota ini. Selain buat menaiki Metro, tiket ini ternyata juga bisa dipergunakan untuk menaiki bus dan RER. Foto dokumen pribadi Windy Ayuni Karena hari masih pagi, saya memutuskan untuk mengunjungi menara Eiffel terlebih dahulu. Saat itu posisi saya berada di stasiun metro line 1 dan hendak mencari line menuju stasiun Bir Hakeim, stasiun terdekat ke menara Eiffel. Karena saya tidak menemukan line tersebut akhirnya saya bertanya ke salah seorang penumpang. Ternyata tidak seperti stasiun kereta api di Belanda dimana line 1 sampai line 8 berada di satu stasiun, di stasiun ini jika kita hendak menaiki metro line 6 kita harus naik terlebih dahulu dan turun di line yang kita kehendaki. Jangan lupa selalu sortie exit kemudian cari line yg akan kita tuju. Akhirnya sampai juga saya di stasiun Bir Hakeim. Ada tanda panah tour Eiffel di sana dan saya mengikutinya. Sekitar 5 menit berjalan kaki, saya menemukan menara yang terkenal sejagad raya itu. Syukron Lillah, akhirnya saya bisa melihat langsung menara setinggi 324m maha karya Gustave Eiffel yang cukup fenomenal ini. Keindahan dan kekokohannya membuat nafas saya sejenak tertahan. Saya langsung menuju ke pinggiran sungai Seine di seberang jalan menara agar dapat mengambil foto Menara Eiffel secara penuh. Sepasang wisatawan baik hati yang menawarkan diri untuk mengambil foto saya dengan latar belakang menara. Puas berfoto-foto, saya memutuskan untuk sarapan wafel di pinggir sungai Seine. Langit sudah mulai terang saat itu dan wisatawan mulai terlihat ramai mengantri untuk membeli tiket naik ke menara. Saya benar-benar menikmati suasananya sambil sesekali teringat pesan-pesan yang saya dapat, hati-hati copet. Ada cukup banyak anak-anak dan dan ibu-ibu yang menyuruh saya mengisi kuisioner, tapi saya menolaknya, karena menurut yang saya baca itu salah satu modus pemerasan kepada wisatawan. Lihat Travel Story Selengkapnya
Terakhir kali ke Paris tahun 2016, musem semi tahun ini akhirnya I’m back to Pariiis! Jalan-jalan ke Paris, Prancis tahun 2022 ini memang penuh perjuangan karena harus nunggu 2 tahun pandemi dulu. Bahkan Desember 2021 saat visa Schengen sudah ditangan, trip harus being cancelled on the last minute karena Omicron merajalela. Layaknya balas dendam, libur Lebaran lalu saya puas-puasin stay lama di Paris dalam trip Eropa selama 4 minggu. Dari semua negara dan kota yang saya kunjungin, kita paling lama stay di Paris. Ada banyak attractions yang saya datengin, baru atau pun yang udah pernah didatengin saat jalan-jalan ke Paris, Prancis sebelumnya, termasuk Menara Eiffel. In this article, I’ll share with you the itinerary and destinations to visit in Paris for 7 days. Itinerary per hari disusun berdasar jarak yang berdekatan satu sama lain disertai dengan pilihan transportasinya, metro atau jalan kaki so you can copy and use it for your trip to Paris. BACA JUGA Liburan ke Washington DC. Things to See and Do in the US Capital in 3 Days Staycation di Ubud Bali. Hotel Ubud Murah VS Mewah Pengalaman Apply Visa Dubai UAE Lewat Maskapai Emirates. Simpel dan Cepet Banget! PERSIAPAN JALAN-JALAN KE PARIS, PRANCIS 1 bulan sebelum berangkat, saya apply visa Schengen lewat TLS Contact di Jakarta. Semua aplikasi saya urus sendiri, dan seperti sebelumnya, permohonan visa Schengen saya diapproved. Prosesnya 10 hari aja. Awal April, kita beli tiket flight Emirates dari Jakarta ke Paris harga tiket ke Paris bisa dicek disitu dengan transit di Dubai selama 1 hari. Setelah experience Dubai sedikit, kita terbang selama 7 jam menuju Eropa buat jalan-jalan ke Paris, Prancis. DAY 1 JALAN-JALAN KE PARIS, PRANCIS Hari pertama jalan-jalan ke Paris, Prancis saya sangat excited buat ngelihat setiap sudut Paris. Makanya, hampir seharian saya jalan kaki ke semua destinasi di bawah. Montmartre Montmartre jadi distrik pertama yang saya datengin selama jalan-jalan ke Paris, Prancis. Kawasan ini emang touristy banget karena dianggap sebagai kawasan paling cantik di Paris. Beda dengan area lainnya di Paris, vibe Montmartre emang beda, agak seperti countryside gitu. Hal ini karena di masa lalu Montmartre emang bukan bagian dari Paris, tapi desa di luar Paris, baru kemudian dijadikan bagian dari kota Paris. Alasan kenapa Montmartre jadi touristy banget selain karena indah, tapi juga punya artistic history. Banyak seniman yang tinggal dan punya studio di dan sekitar Montmarte pada akhir abad ke-19 seperti Vincent Van Gogh dan Claude Monet. Informasi tentang para seniman dunia yang tinggal di Montmatre pun bisa dibaca di mading di sepanjang jalan di Montmartre. Kamu wajib ke Montmarte saat jalan-jalan ke Paris, Prancis! Beberapa worth visiting attractions di Montmartre saat jalan-jalan ke Paris, Prancis diantaranya Sacre- Coeur, sebuah basilika yang berkubah putih; La Maison Rose, a historic house yang kini jadi restoran dan salah satu lokasi syuting serial Netflix Emily in Paris, dan Moulin Rouge serta tempat hiburan lain karena Montmarte juga dikenal sebagai a nightclub district. Dari stasiun Gare du Nord, saya jalan kaki dan hiking karena Montmartre ini hill selama 20 menit buat sampai di Montmartre, tapi kalian juga bisa kesini naik metro. Sebaiknya dateng pagi karena kalau siangan dikit, Montmartre penuh dengan turis dan bakal susah buat shopping di kios-kios sekitar, antre kalau mau masuk Sacre-Coeur, atau mesti antre buat duduk di restoran. Tip Saat mendekati Sacre-Coeur, biasanya ada orang-orang kulit hitam yang akan nawarin gelang. Kalau diambil biasanya mereka akan minta bayaran, jadi sebaiknya tolak aja. Jangan biarkan mereka nyentuh tangan kamu seenaknya apalagi maksa. 2. Galeries Lafayette Haussmann 26 menit jalan kaki dari Montmartre, tibalah saya di shopping center terpopuler di Paris, yaitu Galeries Lafayette. Gak cuma menarik karena penuh dengan luxury stuff, tapi Galeries Lafayette juga telah menjadi architectural landmark di Paris. Gedungnya sendiri sangat indah dipandang, mewah banget layaknya gedung opera karena Galeries Lafayette dibangun dengan mengambil inspirasi dari Palais Garnier. It’s very aesthetically pleasing terutama kubahnya. Kamu juga bisa menikmati view Paris for free dari rooftop Galeries Lafayette saat jalan-jalan ke Paris, Prancis. Selain Galeries Lafayette, di Boulevard Haussmann juga ada beberapa shopping centers lain yang sayang buat dilewatin seperti Printemps also a luxury department store, Zara, H&M dan lainnya. Shopping or window shopping ke mal-mal ini worth to do since Paris is the world’s fashion capital after all. It was a very nice experience ngecek dan bandingin model tas-tas Gucci, Dior, Chanel, Yves Saint Laurent, dll disana. Saya juga akhirnya menenteng a luxury bag tapi bukan di Galeries Lafayette but Printemps. 3. Palais Garnier Another architectural landmark yang mesti dilihat or visit saat jalan-jalan ke Paris, Prancis. Lokasinya deket banget dengan Galeries Lafayette jadi cukup jalan kaki kalau kesana. Palais Garnier atau Opera Garnier adalah Opera utamanya kota Paris hingga tahun 1989. Kini gedung ini hanya digunakan untuk pertunjukan balet tapi dibuka untuk umum sebagai monumen bersejarah. Di dalam Paris Garnier juga ada Bibliothèque-MusĂ©e de l’OpĂ©ra de Paris Paris Opera Library-Museum. Untuk masuk ke dalam Palais Garnier, kamu perlu beli tiket masuk 12 Euro. Waktu itu saya cuma ngeliat aja dari luar saat jalan-jalan ke Paris, Prancis. Itu pun udah amazed banget karena gedungnya cakep banget, campuran gaya baroque, classic, dan renaissance atau yang disebut oleh arsiteknya, Charles Garnier, sebagai gaya Napoleon III. 4. Place Vendome Di alun-alun yang juga dikenal sebagai Place Internationale ini ada banyak hotel bintang 5. Place Vendome sebenernya berada dekat dengan Louvre Museum dan Jardin des Tuileries cuma karena kaki saya pegel banget setelah seharian jalan kaki, akhirnya kita stop jalan saat sampai di Place de la Concorde lalu lanjut naik metro buat lanjut ke birthday party adiknya Adrien. DAY 2 JALAN-JALAN KE PARIS, PRANCIS Nation Market Marche cours de Vincennes Hari kedua jalan-jalan ke Paris, Prancis dimulai dari kawasan Nation karena hotel kita, hotel de l’Union berada di Nation. Kebetulan setiap hari Sabtu Marche cours de Vincennes atau biar gampang saya sebut aja Nation Market buka dari pagi sampai jam 12 siang. Mayan fun juga exploring local market di Paris, serasa nemuin hidden gem karena pasar ini bukan tempat touristy dan hanya warga Paris aja yang kesini di pagi hari buat belanja kebutuhan dapur. Di Nation Market berjejer pedagang yang jualan sayuran, buah-buahan, daging, cheese, makanan siap saji, sampai baju dan karpet. Kalau mau kesini saat jalan-jalan ke Paris, Prancis mesti pagi ya karena pasar akan dibongkar jam 12 siang. 2. Le Marais Dari Nation, saya dan Adrien jalan kaki melewati Place de la Republique untuk menuju ke Le Marais, a trendy districtnya Paris. Di Le Marais banyak things to do mulai dari shopping centers, tempat bersejarah, museum, restoran, pasar, bar, hingga shopping street. It’s a must visit saat jalan-jalan ke Paris, Prancis karena di Le Marais lah chic Parisians go and hang out, so it’s not just a tourist destination but locals love it as well! Satu tempat yang stand out di Le Marais adalah Hotel de Ville. Jangan tertipu dengan namanya karena Hotel de Ville bukanlah hotel melainkan kantornya dewan kota Paris. Gedung ini cakep banget bak kastil. Saya aja sampai nyempetin balik kesini lagi di akhir Europe trip demi mandangin Hotel de Ville. Di Le Marais juga, rumah tertua di Paris, milik Nicolas Flamel berada. Rumah yang dibangun tahun 1407 ini berada di Rue de Montmorency. Huhuhu sayangnya saya gak sempet kesana..next time deh. Tepat di seberang Hotel de Ville adalah BHV Marais, salah satu mal di Paris yang kini jadi host pameran produk UMKM Indonesia, Java in Paris. BHV Marais emang gak segede Galeries Lafayette tapi masih oke kok buat sekedar window shopping. Saya juga sempet menjelajah jalan-jalan kecil di Le Marais yang dipenuhi dengan jejeran butik brand lokal. Seru aja ngelihat produk dan brand yang cuma ada di Paris… Di sela-sela butik-butik lucu ini ada sebuah market yang menjual fresh produce, bunga dan makanan Prancis. MarchĂ© couvert des Enfants Rouges yang berada di Rue de Bretagne adalah pasar tertua di Paris. Cobain deh exploring market ini, you’ll feel the different vibe of Paris. Setelah muter-muter Le Marais akhirnya pilihan kita buat lunch adalah a tiny Vietnamese restaurant Minh Chau. Jauh-jauh ke Paris tapi kalau untuk urusan lidah saya tetep balik ke masakan Asia.. Karena terkenal sebagai trendy districtnya Paris, Le Marais punya banyak pilihan restoran, kafe, bar, dan museum. Salah satunya adalah Pompidou Center, museum dengan koleksi modern and contemporary art terbanyak di Prancis. Gampang banget buat ngenalin yang mana Pompidou Center karena gedungnya sangat distinctive, didekorasi dengan pipa-pipa raksasa di bagian depan. Selain itu ada juga Musee Picasso yang memajang beberapa koleksi terbaik Picasso. 3. Notre Dame Masih semangat buat exploring Paris by foot, saya dan Adrien lanjut menyusuri pinggir sungai Seine hingga sampai ke Notre Dame. Sayangnya, saya gak bisa masuk ke Notre Dame saat jalan-jalan ke Paris, Prancis kali ini karena Katedral ini masih direnovasi sejak terbakar tahun 2019 lalu. Untungnya udah pernah masuk sebelumnya… Notre Dame bisa dibilang adalah gereja terindah di Eropa yang pernah saya kunjungin. Memang saya suka banget ama arsitektur gothic, tapi dari sekian banyak yang udah saya kunjungin, Notre Dame Paris tetep nomor 1, disusul dengan Notre Dame Strasbourg. Notre Dame yang terletak di Ile de la Cite pulau kecil di tengah sungai Seine di pusat kota Paris dibangun pada 1160 dan rampung 100 tahun setelahnya. Namanya mulai menarik perhatian masyarakat sejak menjadi lokasi sentral dalam novel Victor Hugo, The Hunchback of Notre Dame. Kini, Notre Dame menjadi monumen yang paling banyak dikunjungi di Paris. 4. Shakespeare and Company Bookstore Sering ngelihat Instagram reels tentang Shakespeare and Company bookstore bikin saya kepingin banget kesini pas jalan-jalan ke Paris, Prancis. Ternyata gak susah buat nemuin tempatnya karena berada tepat di seberang Notre Dame. Dan seperti udah diduga, ada antrean yang mengular buat masuk ke toko buku legendaris ini. Shakespeare and Company bookstore dibuka pada tahun 1951 oleh George Whitman, seorang Amerika yang tinggal di Paris. Namanya diambil sebagai tribute untuk ulang tahun William Shakespeare yang ke-400 sekaligus untuk toko buku milik Silvia Beach yang bernama sama tapi telah ditutup saat Nazi menguasai Paris pada Perang Dunia II. Yang bikin Shakespeare and Company unik gak cuma namanya tapi juga fakta bahwa toko buku ini sering dijadikan tempat tidur bagi para penulis yang paling disegani dalam sejarah literatur moderen Ernest Hemingway, F. Scott Fitzgerald, Jack Kerouac, ÂAllen Ginsberg dan lainnya. Untuk masuk kesini free tapi jumlah pengunjungnya dibatasi, makanya perlu antre. Kita juga gak boleh ambil foto di dalam toko buku. Buat saya, Shakespeare and Company adalah toko buku terbaik di Paris kalau lagi nyari buku berbahasa Inggris karena koleksinya lumayan lengkap, dibandingkan dengan toko buku di Paris lainnya seperti Fnac yang saya kunjungin di mal Westfield de Halles. 5. La Vallee Village Biasanya saya jarang shopping di awal traveling, kecuali saat jalan-jalan ke Paris, Prancis kali ini. Ada barang yang emang diincer banget makanya sejak hari pertama saya udah keluar masuk mal di Paris. Jadi setelah ke Shakespeare and Company bookstore, kita jalan kaki exploring beberapa mal di dekatnya yaitu La Samaritaine dan Westfield de Halles. Karena tas yang diincer gak ada, akhirnya kita naik kereta RER A kereta suburban dari stasiun Chatelet Les Halles menuju stasiun Val d’Europe. La Vallee Village adalah outlet village berkonsep open air yang memiliki lebih dari 100 stores di dalamnya, termasuk brand internasional asal Prancis seperti Celine, Yves Saint Laurent, dan Balenciaga. I enjoyed shopping here, lebih asyik disini daripada saat ke La Roca Village di Barcelona karena saat itu hujan terus. Branded stuff di La Vallee Village dibanderol dengan harga yang lumayan miring dibandingkan dengan di butiknya. Pas banget deh buat kamu yang demen branded goods, terutama Michael Kors, Coach dan Tory Burch. Hanya aja pas saya perhatiin, high end brands disini barangnya gak begitu lengkap dan kalau pun iya harganya sama aja dengan di butik, jadi there’s no point going far to La Valle Village. Saya aja akhirnya balik ke Paris buat belanja di Printemps. Untuk ke La Vallee Village, kamu perlu naik kereta RER A dari Paris yang tiketnya 10 Euro per orang. Setelah sampai di stasiun Val d’Europe, ikutin aja arus orang menuju mal Val d’Europe. La Vallee Village berada di balik mal Val d’Europe. Outlet village ini juga deket dengan Disneyland Paris jadi kalau kamu mau kesana saat jalan-jalan ke Paris, Prancis sebaiknya combine dengan agenda ke Disneyland Paris sekalian. 6. Djawa Kecewa karena gak dapet barang yang saya incer, buat ngobatin rasa sebel, kita putusin buat makan di restoran Indonesia. Adrien nemuin restoran Djawa dan kita pun langsung gak sabar buat nikmatin Nasi Goreng dan Opor Ayam di salah satu cabang Djawa yang berada dekat dengan stasiun metro Colonel Fabien tempat saya stay pas jalan-jalan ke Paris, Prancis tahun 2016. Restoran Djawa dimiliki oleh orang Indonesia keturunan Prancis. Saat ini ada 4 cabang Djawa di Paris, termasuk di 179 Quai de Valmy tempat saya makan. Rasa makanan disini lumayan enak, bisalah buat ngobatin kangen makanan Indonesia. Saat saya kesana, Djawa lumayan penuh dengan warga Paris yang lagi dinner. Rupanya, customernya emang kebanyakan warga lokal plus orang Indonesia yang tinggal di kota-kota di Eropa sekitarnya. Selain menyajikan makanan Indonesia pada umumnya, Djawa juga menyediakan makanan Indonesia vegan. DAY 3 JALAN-JALAN KE PARIS, PRANCIS Station F & La Felicita Karena pernah ngelihat video tentang Station F beberapa kali di CNBC International, pas Adrien ngajak kesini saya ngerasa kok tempat ini familier gitu ya. Station F bisa dibilang sebagai kampus startup terbesar di dunia atau the world’s largest startup facility. Di Station F ada lebih dari startup yang kerja disana atau ikutan progam inkubasi yang disediakan Station F bekerjasama dengan partners seperti Microsoft, Facebook, dll. Tujuan kita kesana sebenarnya buat lunch sekaligus kerja dari sebelah Station F, yaitu La Felicita, restoran terbesar di Eropa. La Felicita ini sebenarnya giant food court yang terdiri dari 5 eateries. Karena lokasinya persis di sebelah Station F, banyak employee dan entrepreneurs yang makan, hang out dan kerja dari sini. Adrien yang saat itu udah harus catch up dengan kerjaan pun milih kerja dari La Felicita, sedang saya lanjut ke Museum Louvre. Tapi bener deh, kalau jalan-jalan ke Paris, Prancis, kalian mesti cobain ke La Felicita. Tempatnya luas, dekorasinya cantik dan bervariasi, ada game corner, plus ruang kerja yang sangat nyaman kayak di library. 2. Museum Louvre Louvre sudah pasti masuk ke top of the list of things to do in Paris, begitupun buat saya. Dari La Felicita, saya naik metro untuk ke Louvre saat jalan-jalan ke Paris, Prancis. Tiket udah ditangan, karena saya beli di websitenya Museum Louvre. Jadi sampai sana saya tinggal tunjukin tiket di hape dan masuk ke dalam museum lewat jalur khusus online customer yang bebas antrean panjang. Museum Louvre adalah the world’s most visited museum dimana total pengunjung tahun 2019 mencapai sekitar 9,6 juta orang. Beberapa karya seni terbaik di dunia disimpan disini seperti Monalisa karya Leonardo da Vinci dan Venus de Milo. Piramida Louvre pun sangat ikonik, selalu jadi tempat selfie utama di Paris selain Menara Eiffel. Buat saya yang gak sering-sering amat ke museum, Louvre ini gede banget. Perlu waktu 1 hari buat menjelajah setiap sudutnya, but akhirnya saya ngabisin 3 jam di Louvre. Louvre terbagi menjadi 3 sayap yaitu Richelieu, Sully and Denon. Kebetulan karya seni yang paling banyak saya lihat ada di Sully, yaitu Italian paintings termasuk Monalisa, Islamic arts, dan Egyptian arts. Khusus untuk Monalisa, kondisinya mirip dengan kalau mau ngelihat Starry Nightnya Van Gogh di Museum of Modern Art NYC, yaitu harus antre. Hanya aja buat saya antrenya kebangetan, sekitar 30 menit, jadi ya udah saya putusin buat ambil foto lukisan Monalisa dari samping aja, gak perlu selfie. Sementara itu Islamic arts juga menarik meski koleksinya gak begitu lengkap dan artefaknya dicampur-campur, tidak dikategorikan per negara. Saya juga lumayan lama exploring karya seni Mesir. Ada banyak patung Sphinx, Anubis, dewa-dewa Mesir, sampai peti mumi dan topeng yang agak ngeri dilihatnya. Satu hal lagi yang menarik di Louvre adalah sisa-sisa Palais Royal yang bisa dilihat di dalam Louvre. Louvre memang menempati Palais Royal, bekas istana raja-raja Prancis. Untuk masuk ke Louvre, tiketnya 17 Euro online dan 15 Euro on the spot. 3. Tuileries Garden Taman yang jadi salah satu lokasi syuting Emily in Paris ini berada persis di sebelah Louvre. Jadi setelah 3 jam di dalam museum, saya sempetin kesini buat ngaso sebentar. Tuileries Garden atau Jardin des Tuileries adalah taman istana Tuileries yang dibangun pada abad ke-16, tapi setelah revolusi Prancis taman ini dibuka untuk umum. 4. Arc de Triomphe Salah satu ikon Paris serta tempat untuk melihat view Paris dari atas. Arc de Triomphe adalah monumen yang dibangun untuk menghormati mereka yang gugur dalam perang Napoleon dan Revolusi Prancis. Saya udah pernah kesana sebelumnya, cuma sayang aja kalau jalan-jalan ke Paris, Prancis tapi gak mampir kesini. Posisi Arc de Triomphe berada dalam satu garis lurus dengan Louvre, melewati shopping street terkenal Champs-Elysees Avenue. Cuma karena saya udah pegel jalan kaki, saya pilih naik metro untuk kesini. Saat jalan-jalan ke Paris, Prancis, kamu bisa sekalian shopping or window shopping di Champs-Elysees setelah ke Arc de Triomphe. Bersambung ke Part 2… Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir DanauImutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di BarcelonaAda Turki Mini di Bosnia HerzegovinaNyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti HalalThe Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel The Island Girl Adventures
jalan jalan ke paris sendiri